Halo Sobat ini sesi ketiga kita Belajar bersama tentang Ekonomi Mikro Masih Semangat..
Mana suara nya ..????
Yuupp mari kita lanjut sobat super,,
Perencanaan dan Mekanisme Harga
Mekanisme harga dikatakan mampu
memecahkan semua permasalahan ekonomi. Namun untuk masalah-masalah ekonomi
penting tertentu, Mekanisme harga tidak bisa memecahkan permasalahan dengan
baik. Masalah-masalah Ekonomi lainya di mana mekanisme harga tidak memecahkan
masalah ekonomi dengan baik yaitu :
a.Distribusi pendapatan.
Mekanisme harga tidak selalu bisa
menjamin dipecahkannya masalah FOR WHOM secara “adil”.
b.Ketidaksempurnaan pasar
Apabila terdapat perbedaan yang
menyolok dalam hal kekuatan ekonomi antara pihak-pihak yang bertransaksi di
pasar, maka harga yang terbentuk tidak mencerminkan prioritas masyarakat secara
wajar, sehingga masalah WHAT dan HOW tidak bisa dipecahkan dengan baik.
c.Barang-barang kolektif
Ada barang-barang yang hanya bisa
disediakan secara kolektif oleh masyarakat (misalnya : keamanan, ketertiban
hukum, beberapa macam infrastruktur dan sebagainya). Harga pasar bagi
barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada tidak mencerminkan
kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Lagi, masalah WHAT untuk barang-barang
ini tidak bisa dipecahkan dengan baik oleh mekanisme harga.
d.Eksternalitas
Mekanisme pasar tidak bisa
memperhitungkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari kegiatan ekonomi (
misalnya, pengaruh suatu pabrik terhadap lingkungan ).
e.Pengelolaan perekonomian secara
makro
Dalam perekonomian Makro
Mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan gejolak naik turunnya
kegiatan ekonomi nasional secara total.
Pada kelima bidang masalah
ekonomi ini, mekanisme harga tidak bisa diharapkan menyelesaikan permasalahan
ekonomi secara otomatis dengan baik, Di sini perlu tindakan-tindakan yang
dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh masyarakat (Negara).
Tindakan-tindakan ini disebut perencanaan dalam arti luas. Di luar
bidang-bidang ini mekanisme masih efektif.. Dalam kenyataan mekanisme harga dan
perencanaan digunakan bersama-sama, karena keduanya saling melengkapi. tentunya
Dengan “porsi” yang berbeda-beda bagi masing-masing negara dan bagi waktu yang
berbeda).
Permintaan Pasar dan Perilaku Konsumen
Sector rumah tangga sebagai
konsumen di pasar output. Akan berakibat :
1.Perilaku konsumen dalam
memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang akan dibeli dalam berbagai
situasi.
2.Konsumen-konsumen secara
bersama-sama menimbulkan permintaan di pasar.
Pendekatan-pendekatan Dalam Perilaku Konsumen
Hukum Permintaan, yang mengatakan
bahwa “bilasesuatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta
konsumen akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila harga barang tersebut
turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi
jumlah yang diminta dianggap tidak berubah.
Pendekatanyang dinyatakan oleh
Hukum Permintaan :
Pendekatan marginal utility,yang
bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan(atau utility) setiap konsumen bisa
diukurdengan uang atau dengan satuan lain (utility yang ber-sifat “cardinal”)
seperti kita mengukur volume air, panjang jalan atau berat dari sekarung beras.
Pendekatan indifference curve,
yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur;
anggapan yang diperlukan adalah bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan
lebih tinggi atau lebih rendah tanpa me-ngatakan berapa lebih tinggi atau lebih
rendah
Pendekatan Marginal UTILITY
Perilaku konsumen bisa
diterangkan dengan menggunakan pendekatan marginal utility sebagai berikut:
(a)Utility bisa diukur dengan
uang, dan
(b)Hukum Gossen (law of
diminishing marginal utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu
barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh
dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan
(c)Konsumen selalu berusaha
mencapai kepuasan total yang maksimum.
Perhatikan perbedaan antara
kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility).
http://bacaan-hari.blogspot.com/ |
Pada Gambar1 marginal utility
diatas :
1.Dari konsumsi suatu barang X ,
Semakin banyak barang X yang dikonsumsikan, semakin kecil marginal utility yang
diperoleh dari barang X yang terakhir dikonsumsikan [anggapan (b) di atas].
2.Bila harga barang X adalah OPx,
maka pada tingkat konsumsi yang lebihrendah dari 0X 3, tingkat kepuasan total
(total utility) konsumen belum mencapai maksimum. Misalnya pada tingkat
konsumsi OX1, maka setiap tambahan pembelian 1 (satu) unit X akan memberikan
tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1 B sedangkan pengorbanan
(berupa pembayaran harga) untuk 1 unit tersebut adalah hanya X1 A ( = OPx).
Jadi ada tambahan kepuasan netto
sebesar AB bila konsumen membeli lebih banyak X. Oleh sebab itu masih
menguntungkan baginya apabila ia menambah pembelian barang X.
3.Sebaliknya, pada tingkat
konsumsi lebih besar dari OX 3 maka kepuasan total konsumen juga tidak
maksimum. Misalnya pada imgkat konsumsi OX2, maka tambahan kepuasan yang
diperoleh dari pembelian 1 (satu) unit terakhir dari barang X hanya sebesar
X2E, sedangkan pengorbanan konsumen adalah sebesar X2D (= OPx); jadi
4.Akan menambah kepuasan total
konsumen bila ia mengurangi tingkat konsumsi (pembeliannya). Konsumen akan
mencapai kepuasan total yangmaksimum pada tingkat konsumsi (pembelian) di mana
pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang tersebut (yang tidak lain
adalah harga unit terakhir tersebut) adalah sama dengan kepuasan tambahan yang
didapatkan dari unit terakhir tersebut.
Kepuasan total maksimum tercapai
bila :
http://bacaan-hari.blogspot.com/ |
Penjelasannya :
1.Bila seandainya harga barang X
naik dari OPx menjadi OPx, maka untuk mencapai posisi kepuasan total yang
maksimum (atau sering disebut posisi equilibrium konsumen), konsumen akan
me-milih tingkat konsumsi (pembelian) sebesar OX4 (yang lebih kecil dari OX3).
Jadi perilaku konsumen yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan terbukti.
2.Perhatikan bahwa dengan
pendekatan marginal utility ini, kurva Marginal Utility (yang diukur dengan
uang) tidak lain adalah kurva permintaan konsumen, karena menunjukkan tingkat
pembeliannya (atau jumlah yang ia minta) pada berbagai tingkat harga.
Untuk kasus di mana konsumen
menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen
adalah :
http://bacaan-hari.blogspot.com/ |
1.Syarat ini bisa dicapai dengan
anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (atau penghasilan atau “budget” yang cukup
untuk dibelanjakan untuk setiap barang sampai marginal utility setiap barang
sama dengan harga masing-masing barang.
http://bacaan-hari.blogspot.com/ |
2.Bila kita menganggap suatu
kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang
tertentu yang tidak cukup untuk membeli barang-barang sampai pada tingkat MU =
P untuk setiap barang, maka bisa dibuktikan bahwa dengan uang yang ter-batas
tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia
mengalokasikan pembelanjaannya sehingga dipenuhi persyaratan tersebut :
Syarat ini disebut equilibrium
konsumen dengan constraint. (Yaitu dengan pembatasan jumlah uang yang
dipunyai).
Dalam kasus banyak barang ini pun
kita bisa menunjukkan bahwa Hukum Permintaan berlaku bagi masing-masing barang
(X, Y,Z dan seterusnya).
semangatt MERDEKAA
Baca Juga
^^ Berkomentarlah dengan Bijak,
^^ Gunakan Kata yang Sopan
^^ Tidak mengandung unsur SARA
Terimakasih