Halo sobat..
Ayo kita belajar lagi dan tumbuh pintar bersama-sama.
tanpa bnyak kata kata lagi LET'S Goo !!!
Pendekatan Indifference Curve
Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan
Indifference curve sebagai berikut:
(a)konsumen mempunyai pola preferensi akan baarang-barang
konsumsi (misalnya X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map
atau kumpulan dari indifference curve,
(b)konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan
(c)konsumen lelaluberusaha mencapaikepuasan maksimum.
Definisi: Indifference curve adalah konsumsi
(atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasanyang sama.
Asumsi: Indifference curve :
a.turun dari kiri atas ke kanan bawah,
b.cembung ke arah origin,
c.tidak saling memotong,
d.yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat
kepuasan yang lebih tinggi ( tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu
asumsi ordinal ulility)
Gambar
http://bacaan-hari.blogspot.com/ |
Perliatikan Gambar .2. di atas. Dengan sejumlah uang
ter-tentu (M) konsumen bisa membelikannya semua untuk barang X
memperoleh sebanyak :M/Px ataumembelikannyasemua untuk
barang Y dan memperoleh M/Pyatau membelanjakan jumlah uang M tersebut untuk
berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y seperti yang ditunjukkan oleh garis
lurus yang menghubungkan M/Pxdan M/Py
Garis ini disebut garis budget atau budget line. Tingkat
kepuasan yang maksimum dicapai bila konsumen membelanjakan M untuk membeli
sebanyak OY 1 barang Y dan OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan
antara budget line dengan indifference curve.
(Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau
posisi equilibrium konsumen dengan constraint (M) karena I 1 adalah
Indifference curve yang tertinggi yang bisa dicapai oleh budget line tersebut;
posisi selain A hanya bisa mencapai indifference curve yang lebih rendah dari I
1).
bila harga X turun dari Px menjadi P’x dan harga Y tetap.
Maka budget line akan berayun ke kanan menjadi garisM/Py <-> M/PxPosisi
equilibrium yang baru adalah pada C.
Jadi dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah
barang X yniig diminta naik dari OX 1 menjadi OX 3. Perilaku konsumen
Menurut Hukum Permintaan terbukti.
Keunggulan pendekatan Indifference Curve dibanding dengan
pendekatan Marginal Utility, adalah :
(a) tidak perlunya menganggap Bahwa utility konsumen bersifat
cardinal,
(b) efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa
dipecah lebih lanjut menjadi dua, yaitu efek substitusi atau substitution
effect dan efek pendapatan atau income effect. Dari gambar di atas, efek total
dari penurunan harga :
·barang X dari Px menjadi P’x dapat dipecah menjadi X1 X2 =
substitution effect dan X2 X3 = income effect.
·Substitution effect didalam contoh ini adalah kenaikan
konsumsi X karena adanya substitusi Y dengan X, karena sekarang harga X relatif
menjadi lebih rendah dibanding harga Y.
·Income effect adalah kenaikan X, yang (disebabkan oleh
kenaikan income riil karena turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik
karena Px turun.
Contoh : Apabila dengan gajiDoni Rp 100.000,00, maka doni
sekarang bisa membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, karena
harga beras turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni
meningkat, atau income riil Doni meningkat, meskipun M Doni tetap Rp
100.000,00).
Keunggulan lain dari pendekatan indifference curve adalah
bisa ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi
permintaan konsumen akan sesuatu barang. Faktor-faktor ini (yang di dalam Hukum
Permintaan dianggap tidak berubah, atau ceteris paribus) adalah :
a.Penghasilan atau income riilkonsumen. Kenaikan income riil
konsumen, yang dicerminkan oleh kenaikan M bila harga-harga barang dianggap
tetap, biasanya menaikkan permintaan konsumen. Keadaan seperti ini berlaku bagi
barang-barang pada umumnya, atau barang “normal”. Pengecualian terjadi untuk
barang-barang “inferior”, di mana kenaikan income riil menurunkan permintaan
akan barang tersebut (income effect negatif). Contoh barang inferior adalah
gaplek dari rumah tangga-rumah tangga di kota-kota. Barang inferior tidak
banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita beli adalah barang normal. Gambar
berikut menggambarkan pengaruh perubahan income terhadap jumlah barang yang
diminta.
06
b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang
mempunyai “hubungan” ekat dengan suatu barang bisa pula mempengaruhi permintaan
akan barang tersebut. Perubahan liarga Y bisa mempengaruhi permintaan akan
barang X. Gambar 111.4. berikut enunjukkan dua pengaruh yang berbeda dari
perubahan harga Y terhadap jumlah barang X yang diminta.
07
c. Selera konsumen. Perubahan selera konsumen bisa
ditunjuk-k;in oleh perubahan bentuk atau posisi dari indifference map. I anpa
ada perubahan harga barang-barang maupun income, permintaan akan sesuatu barang
bisa berubah karena perubahan selera.
ØPermintaan (demand function) adalah : Jumlah suatu barang
yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada pelbagai kemungkinan harga, dalam
jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain akan tetap sama ( Cateris
Paribus)
ØPenawaran adalah : Jumlah dari suatu barang tertentu yang
mau dijual pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu (cateris
paribus)
Hukum Permintaan
Kurve
permintaan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya tepat sama.
Bahkan kurve permintaan akan barang yang sama pun dapat berbeda menurut tempat
dan waktu yang berbeda. Tetapi semua kurve permintaan menunjukkan satu ciri
yang sama, yaitu arahnya yang turun dan kiri-atas ke kanan-bawah (downward
sloping to the right). Bentuk kurve mi menunjukkan bahwa antara HARGA (P) dan
JUMLAH YANG MAU DIBELT (Qd) terdapat suatu hubungan yang berbalikan:
–Kalau harga
naik, jumlah yang mau dibeli berkurang
–Kalau harga
turun, jumlah yang mau dibeli bertambah
Gejala mi
dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang dapat dirumuskan sbb.: Orang
cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi.
Disehut “hukum” karena merupakan gejala umum yang sulit dicari perkecualiannya.
Hal ini
terjadi karenaHukum permintaan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga suatu
barang/jasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit,
sedang kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih
banyak. Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnyajumlah
yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila
harganya turun? Pada dasarnya ada tiga alasan yang dapat menjelaskan gejala
tsb.:
I. Pengaruh penghasilan (Income effect)
Kalau harga
suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama orang terpaksa
hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu turun,
dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak dan barang ybs.,
(dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula), sebab penghasilan realnya naik.
Misalnya
datam contoh di atas: pada harga beras Rp 400-/kg, keluarga ybs. dapat membeli
50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg,
denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya dapat membeli 40 kg beras per bulan.
Hal yang
sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga untuk
permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih
sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dengan penghasilan mereka.
Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak
orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya,
sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal mi disebut “income effect’:
2. Pengarub substitusi (Substitution effect)
Jika harga
suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama tetapi
harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut substitusi.
Maka gejala mi disebut “substitution effect”.
3. Penghargaan subyektif (Marginal Utility)
Andaikan
seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan menilai
sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh pasang.
Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli
sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang
mempunyai sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau
kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang
untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Jadi makin banyak dan satu macam barang
tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang
itu.
Tinggi-rendahnya
harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang tertentu mencerminkan
kegunaan atau kepuasan (Marginal) yang diperolehnya dan konsumsi barang tsb.
Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Law
of Diminishing Marginal Utility — LDMU), atau Hukum Gossen ke-I.
>
Persamaan fungsi permintaan
Antara HARGA
(P) suatu barang dan JUMLAH yang mau dibeli (Qd) ternyata ada hubungan
fungsional yang kurang-lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli merupakan
fungsi dan harga. artinya: besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggi-rendahnya P.
Hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk sebuah
persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan.
Kehanyakan
kurve perrnintaan berbentuk garis melengkung yang menyerupai hentuk hiperbola.
BeHtuk umurn persamaan hiperbola adalah:
a
y=—+ b
x
Tetapi untuk
rnenyederhanakan, garis rnelengkung di daerah yang penting dapat “didekati”
dengan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah:
y = mx + b
dimana untuk
kurve perrnintaan koefisien arahnya (rn = gradien) bertanda negatif.
Sebagai
contoh. dalam Gambar 1.3 dilukiskan dua bentuk kurve permintaan, yaitu:
D : P = 200
— 2,5 Q (garis lurus)
D: P= 200
+ 50 (garis melengkung)
Q
Dalam
kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak kurve permintaan
akan suatu barang. Bagairnana tepatnya kurve perrnintaan dan persamaannya hanya
dapat dipastikan atas dasarpenelitian pasar dengan bantuan Statistika. Dan
hcrbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan informasi
herapajumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat pada pelbagai
tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan sebuah kurve
permintaan yang “bagus” seperti dalam contoh di atas. Tetapi dengan bantuan
matematika dapat dihitung garis rata-rata (garis regresi, dan diagram tebar)
yang dapat “mendekati” (mencerminkan) keadaan nyata.
08
1.2. PERUBAHAN DALAM PERMINTAAN
Inti dan
pengertian permintaan yang dibicarakan sarnpai sekarang adalah hubungan antara
HARGA suatu barang/jasa dan JUMLAH YANG DIMINTA j ika P naik, Qd herkurang;
sebaliknyajika P turun, Q1 akan bertambah: Q, herubuh sebagaiAKlBATa’ari
perubahan P. Dalam kurve permintaan hubungan tsb. kelihatan dan arah kurve yang
turun ke kanan-bawah: jika harga barang turun, akibatnyajumlah yang mau dibeli
bertambah, dan kita berjalan dan titik yang satu ke titik yang lain pada kurvc
permintaan yang sama seperti telah digambarkan itu.
Tetapi
kenyataannya dapat teijadi bahwa ada perubahan dalam jumlah yang diminta tanpa
ada perubahan harga. Mungkin juga ada perubahan harga, tetapi tidak diikuti
oleh perubahan dalam jumlah yang mau dibeli. Dalam hal mi kombinasi dan P dan Q
semula ternyata sudah tidak berlaku dan dikatakan ada perubahan dalarn
permintaan (change in Demand). Bagaimana hal itu dapat terjadi?
Cateris Paribus
Daftar
permintaan akan barang tertentu, dan kurve permintaan yang dibuat atas dasar
daftar tsb. selalu disusun dengan anggapan ‘ceteris paribus’. Maksudnya ialah:
dan berbagai
faktor yang inungkin dapat mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu
barang, kita hanya memperhatikan huhungan antara jumlah yang diminta dan harga
barang ybs. Semua faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau
dibeli itu untuk sementara waktu tidak diperhatikan dulu, atau dianggap
konstan, tidak berubah.
Apa yang
dianggap sama?
Faktor-faktor
lain (selain harga barang ybs.) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat
akan suatu barang, (tetapi tidaklbelum diperhatikan karena dianggap sama atau
tidak berpengaruh) adalah:
1. Jumlah
pembeli/konsumen
2. Besarnya
penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan
3. Harga
barang-barang lain
4. Pengaruh
musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh lingkungan
5. Harapan
atau pandangan orang tentang masa depan.
Dalam
kenyataan jelas hal-hal tsh. tidak selalu sama atau konstan. Maka apa yang
terjadi jika satu atau lebih dan faktor-faktor tsb. berubah?
Jika ada
perubahan dalam salah satu atau lebih dan faktor tsb., maka seluruh permintaan,
yaitu kombinasi dan [harga sekian; jumlah yang mau dibeli sekian] akan berubah
juga. Jika digambarkan dalam grafik, seluruh kurve permintaan akan bergeser
menjadi kurve permintaan yang baru, yang berbeda dan yang semula.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan:
1. Jumlah
pembeli: jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka
pada harga yang sama jumlah yang man diheli hcrtamhah hanyak juga. dan kurve
permintaan akan bergeser ke kanan. Hal mi dapat terjadi misalnya karena
pertambahan penduduk, perbaikan transport sehingga barang tertentu dapat
terjual di daerah lain pula, berhasilnya usaha promosi/perikianan, dsb.
Misalnya pada awal tahun pelajaran baru permintaan akan alat-alat tulis tentu
bertambah.
2. Besar
penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpcngaruh sekali
terhadap permintaan. Dan penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli
lebih banyak dan segala macam barang dan jasa.
Dalam hal mi
hanya ada satu perkecualian, yaitu yang disebut inferior goods (atau juga
disebut “Giffen goods”), yaitu barang-barang yang permintaannyajustru berkurang
bila penghasilan konsumen naik. Misalnya orang miskin, yang terpaksa hanya
makan gaplek atau jagung, dengan naiknya penghasilan akan menggantikan gaplek
dengan nasi, sehingga permintaan akan gaplek/jagung berkurang. Semua barang
lain disebut ‘normal goods’ artinya barang yang pemiintaannya naik apabila
pendapatan konsumen naik.
Pengaruh
perubahan penghasilan terhadap permintaan akan suatu barang dapat diukur dan
diperhitungkan, dengan jalan membandingkan persentase kenaikan jumlah yang
diminta dengan persentase kenaikan penghasilan konsumen. mi disebut elastisitas
pendapatan.
3. Harga
barang-barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga
barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil perrnintaan masyarakat akan
suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang lain itu barang pelengkap (=
komplementer), barang pengganti (= substitut) atau barang lepas (= independent!
netral).
>
Barang pelengkap (komplementer)
Misalnya
sepeda motor, bensin dan oli saling melengkapi. Jika harga sepeda motor turun,
maka jumlah sepeda motor yang diininta akan bertambah. Akibatnya permintaan
akan bensin bertambah pula. Demikian pula permintaan akan oil ikut
bertambahjuga.
>
Barang pengganti (substitut)
Misalnya
kopi dan teh, rokok merk yang satu dan merk yang lain, kereta api dan bis
malam, bis dan colt itu dapat saling mengganti. Kalau harga karcis kereta api
naik, lebih banyak orang akan naik bis. Jadi bila harga barang yang satu
naik,jumlah yang diminta dan barang tersebut akan berkurang, tetapi jumlah yang
diminta dan barang substitutnya justru akan bertambah.
>
Barang lepas (independent)
Barang
independent adalah barang yang tidak ada hubungan atau pengaruh timbal-balik
satu sama lain. Apabila harga barang lain itu naik, mungkin pendapatan real
berkurang (= ada income effect) dan hal mi secara tidak Iangsung dapat
berpengaruh terhadap jumhah barang/jasa yang diminta.
4. Musim,
selera, mode, kebiasaan, perubahan jaman, Iingkungan sosial juga
berpengaruh terhadap permintaan. Misalnya permintaan akan payung pada awalmusim
hujan. Terutama mode pakaian dapat berubah dalam waktu singkat. Kemajuan zaman
dapat menyebabkan bahwa harang yang dulu dipandang sebagai barang mewah (radio,
kaset, walk-man, komputer,jam tangan, sepeda motor, TV, dsb.) lama-kelamaan
menjadi barang yang biasa.
5.
Harapan/pandangan tentang masa yang akan datang dan faktor-faktor
psikologis lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam
permintaan
masyarakat. Misalnya desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga akan naik
mendorong orang untuk segera membeli banyak (sebelum harga naik) sehingga
jumlah yang diminta akan naik pada harga yang sama.
Jadi akibat
dan perubahan dalam salah satu atau lehih dan faktortsb. di atas ialah:
suatu
kombinasi yang baru antara harga dan jumlah yang mau dibeli; berarti bahwa
seluruh permintaan berubah. Jika perubahan dalam permintaan tsb. di atas
digambarkan dalam grafik, kurve permintaan semula “bergeser” ke kanan atau ke
kin menjadi kurve permintaan yang baru.
Bila
permintaan bertambah, maka kurve permintaan bergeser ke kanan-atas seperti pada
gambar dibawah Artinya:
—Para
konsumen mau membeli lebih banyak dan suatu harang tertentu pada tingkat harga
yang berlaku. Misalnya pada harga Rp 1.000,- jumlah yang diminta bertambah dan
5 menjadi 8 satuan (dan titik A —> E).
—Jumlah barang
yang mau dibeli sama, meskipun harga barang telah naik. Misainya harga naik dan
Rp 1 .000,- menjadi Rp 2.000,- tetapi jurnlah yang mau dibeli tetap 5 satuan
(dan A —> C).
09
ØKurve
Penawaran Tertentu selalu digambarkan dengan Anggapan “ Cateris Paribus “ (bahwa
semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak
berubah )
ØYang
dianggap sama Dalam Hal ini :
1.Jumlah
Produsen di Pasar
> Jika
jumlah Produksen Bertambah, penawaran total juga akan bertambah , pada tingkat
harga yang berlaku, lebih banyak barang/ jasa yang ditawarkan untuk dijual di
pasaran. Atau kalau harga pasar turun karena persaingan antara produksen tsb,
jumlah yang sama mau dijual juga meskipun pada harga yang lebih rendah.
2.Harga
Faktor-Faktor Produksi
>>Bersama
dengan Tehnik Produkssi, Harga Faktor-Faktor Produksimerupakan input dalam
proses produksi, menentukan biaya produksi. Misalnya jika harga bahan baku
turun, maka produksen :
–dapat
menjual (menghasilkan) lebih banyak pada tingkat harga yang sama dan /atau.
–dapat
menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang lebih rendah, ini
berarti penawaran bertambah dan kurve supply bergeser ke kanan kebawah.
10
Sebaliknya
jika harga bahan-bahan dan input-input lainnya naik, sehingga biaya produksi
bertambah, maka :
–Jumlah
barang yang sama hanya akan dijual pada harga lebih tinggi
–Pada
tingkat harga yang sama jumlah yang ditawarkan lebih sedikit.
Ini berarti
penawaran berkurang, dan kurve supply bergeser ke kiri atas. Lihat kurve B
3.Harga
Barang-barang Lain :
Jika
berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah, mungkin berkurang,
tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain (barang pengganti,
barang pelengkap atau barang lepas.
4.Harapan
atau perkiraan para produksen/penjual tentang masa yang akan datang.
a.Jika
diperkirakan harga akan naik, apakah para penjual segera akan menjual seluruh
persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menahan
barangnya, menunggu kenaikan harga < dan akibatnya harga memang akan naik
>
b.Jika
diperkirakan harga akan Turun, apakah para penjual tidak akan menjual seluruh
persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menjual semua
barang persediannya selama harga belum merosot < dan akibatnya harga memang
akan merosot/turun >
ØHarga
Pasar
–Jumlah yang
mau dibeli di tunjukkan dengan Q d
–Jumlah yang
mau dijualdi tunjukkan dengan Q s
–Berbagai
kemungkinan harga di tunjukkan dengan P
·Pengertian
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
mengadakan transaksi jual beli barang.
·Pengertian
Pasar dalam ilmu ekonomi lebih luas lagi yaitu Pasar mencakup
keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli
untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjual belikan ada
pasarnya. Contoh : ada pasar ikan, tetapi juga ada pasar rokok
kretek, pasar tekstil, pasar modal dan pasar tenaga kerja.
·Fungsi
Pasar adalah : sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual yang
mempunyai barang dan menginginkan uang, dengan pembeli yang mempunyai uang dan
menginginkan barang. Penjual dan pembeli tidak bertemu muka , tetapi dapat juga
melalui surat atau telepon.
ØPasar
Sempurna adalah apabila semua pihak di pasar tersebut mengetahui
seluruhkeadaan pasar yaitu : harga-harga yang berlaku, jumlah-jumlah yang ditawarkan.
ØPasarPersaingan
Sempurna terjadi apabila jumlah pembeli lebih banyak dan jumlah
penjual juga lebih banyak, yang semuanya menawarkan barang yang sifatnya
samaatau homogen. Misalnya barang jenis tertentucontoh ikan lele, karena jumlah
penjual banyak dimana masing-masing menawarkan sebagian kecil saja dari suplai
total, maka tidak ada penjual atau pembeli yang seorang diri mempengaruhi
harga, bila jumlah penjual dan pembeli yang bertemu di pasar banyak dan
terdapat koordinasi yang baik diantara mereka, untuk satu macam barang akan
terjadi satu harga. Yaitu harga pasar.
ØHarga
Keseimbangan
Untuk
mengerti bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga
pasar, sebagai contoh kita pelajari terbentuknya harga gula kelapa. Dalam
masyarakat kita gula kelapa banyak pembelinya dan juga banyak
produsen/penjualnya(= bentuk pasar persaingan).
Dalam tabel
di bawah mi dikumpulkan hasil pengamatan pasar, yaitu berapa kg gula kelapa
yang mau dibel i (Q1) dan berapa kg yang mau dij ual (Q) pada berbagai harga(di
daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu
bulan).
Baik Sobat Sampai disini Belajar Bersama kita hari ini terus semangat dan pantang menyerah sobat
MERDEKA >>> hahaha
BACA JUGA
^^ Berkomentarlah dengan Bijak,
^^ Gunakan Kata yang Sopan
^^ Tidak mengandung unsur SARA
Terimakasih